Saturday, October 17, 2015

Tuan, aku Rindu!

Waktu dan tangis tidak akan mengobati orang yang sedang rindu
Dapatkah tuan tau,
Setiap rindu datang
Rasanya seperti menggenggam bara di kepalan tangan
Sakit, sangat menyakitkan
Setiap rindu datang, aku mengupayakan
Air untuk menghentikan bara dikepalan tanganku
Menetes dan menghentikan sakitnya
Kututupi rapat-rapat tubuhku, dengan selimut tebal
Aku tenggelam di lautnya
Dan menghadapi malam tanpa mimpi

Tahun demi tahun berlalu, tapi tidak dalam ingatan ku
Kenagan demi kenangan mengikuti kemana aku bergerak
Mengantui setiap mimpi
Berisi cerita tentang tuan

Aku tak pernah berjanjikan untuk tidak menangis?
Aku tak pernah berjanjikan untuk melupakan?
Mungkin tuan pernah berkata, “pergilah”
“berbahagialah” katamu
Tapi apakah tuan benar-benar ikhlas, aku pergi?
Jangan sok tegar, jangan sok ikhlas!
Aku benci itu, !
Karena aku tidak
Aku belum bisa bahagia, sebahagia saat tuan disisiku

Tuan bisakah kita bertemu, satu waktu yang kupinta diantara daftar panjang kesibukanmu?
Aku ingin bicara. Aku akan menjawab semua tanya, kita akan berbicara apa saja.
Aku ingin ketika aku menagis tuan yang menyeka, ketika aku khawatir tuan yang mengusap kepalaku, ketika petang tuan menggenggam tanganku, dan tuan menarikku dari kedalaman

Bisakah kita bertemu?
Aku takut setelah ini akan ada ribuan jarum yang menusuk badanku
Aku takut setelah ini aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi
Bisakah kita bertemu?

Untuk Tulisan Kali Ini, Sebut Saja Rindu


Oktober, Malam Bernomor 17 2015

No comments:

Post a Comment