Thursday, August 21, 2014

[Cerpen] Aku Membencimu

Aku sangat membencimu sampai-sampai aku tak mau meyebut namamu.

Sebegitu besarnya rasa benci ini.

Rasa benci ini bermula saat aku mengenalmu,
Suatu pagi disekolah kamu menyapaku, “Hai, Saya” sapamu “sini aku bantu bawakan barang-barang mu!”, oh manis sekali saat itu saat kamu menawarkan bantuanmu kepadaku yang sedang benar-benar kesusahan membawa seabrek keperluanku untuk kemping siang itu. “Ah, tidak usah merepotkanmu saja” kenapa sampai terpikir olehku malu-malu menolak bantuannya, kalau aku bisa membaca masa depan aku tak mungkin menengok ke arah suaramu saat itu, aku tak ingin bertemu denganmu. Ya, hari itu hari pertama aku mengenalmu dan awal dari semua kebencian ini di mulai.
***
TINGTONGTINGTONG~~~~

“Assalamuaikum, Saya.. Saya..”

Krekk~~~

“Oh, G ada apa kamu ke rumahku?”
“ayo Saya, kita berangkat bersama ke sekolah”
“hao, kenapa tumben sekali kamu menjemputku G. Tidak usah repot-repot aku bisa pergi sendiri”
“ayolah Saya, aku sudah jauh-jauh menjemputmu kesini kamu tega menolak bantuanku ini”
“mmm, baiklah”
Akhirnya aku memenuhi permintaan G pada hari itu, G begitu baik kepada ku. Bagaimana tidak dia dengan senang hati mengantar jemputku ke sekolah, tidak pernah protes tidak pernah mengeluh apa yang dia pikirkan saat itu.
Satu tahun berlalu, dua tahun berlalu dia tetap sama selalu menungguku di depan rumah ataupun di depan gerbang sekolah untuk menemaniku pulang. Tahun ketiga, kita semakin dan semakin dekat sampai-sampai teman-teman satu sekolah kami mengira kami saudara karena setiap waktu bersama.
“Hah G, dia karena kebaikkannya aku tidak bisa memarahinya. “ Sebaik apapun G dia tetapi manusia dia adalah anak yang suka berkelahi katanya dengan berkelahi dia dapat meluapkan kemarahan – kemarahannya tentang ke dua orang tuanya. Aku selalu memberi tahunya untuk berhenti melakukan itu, tapi aku tidak pernah berhasil. Banyak hal yang dia turuti dari semua perkataanku, tapi untuk satu hal ini dia tidak pernah berhasil menurutinya.
Teman-teman bilang G anak yang aneh, kasar dan penyendiri mereka juga menjauhinya karena takut kena pukul G. Tapi aku selau merasa nyaman setiap bersamanya, tentu saja selalu terpikir olehku kenapa dia selalu mengikutiku. Tapi aku masih takut bertanya padanya karena aku masih menikmati ke misteriusannya.

~HARI KELULUSAN PARA SISWA~

“yosh, G.. kita hampir lulus kamu senang G? Sedikit lagi kita tidak akan sekolah disini lagi”
“G, kenapa kamu hanya diam saja? Kamu tidak suka kita lulus? Kamu masih senang sekolah disini? Bersama orang-orang ini?”
Hari itu aku merasa terlalu berlebihan bertanya padanya, dia ...... dia menangis, matanya sembab dan tangannya basah menahan air mata yang keluar.
“G, maafkan aku..... ada apa dengan dirimu?” dia hanya menjauh dan pergi, sejauh ini aku belum pernah bisa mengerti dia.
**
“Assalamualaikum..”
Tak ada yang menjawab salamku, hening.... sekali
Pintu terbuka, “ayah ibu aku pulang...”
Ini seperti mimpi, kedua kakiku lemas tak dapat digerakkan, G ada disana memegang pisau bersimbah darah, G menatapku dan menangis dia mengatakan kepadaku untuk lari. Tapi kakiku terlalu lemas untuk berlari. Seseorang lain datang menghampiriku, raut wajah G berubah drastis, aku takut menatapnya, “Saya, lari.. cepat pergi dari sini” ucap G berkali-kali tapi aku tetap tak bisa bergerak, G berlari kearahku, aku kira dia mau membunuhku, sama seperti yang dia lakukan terhadap kedua orang tuaku tapi tidak G melindungiku dari seseorang yang akan membunuhku. “Saya lari!!! Cepat!! Cepat Saya!!”
Aku menoleh ke belakang melihat apa yang terjadi, G bersimbah darah.

“G!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

“Saya lari!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Aku semakin lemas, tapi aku tak boleh mati disini! Aku berlari dengan seluruh sisa keberanianku.
Dor~~~~
Seseorang itu jatuh ku tembak, Ayah selalu menyimpan pinstol di dalam laci kamarnya. Dan perkelahian sengit itu selesai, laki-laki asing itu tergeletak tak berdaya, G pun demikian. Dalam lumuran darah dia menagis di hadapanku dan berkata dia mencintai ku, dia pergi untuk selamanya dengan segala kemisteriusannya yang takkan pernah aku ketahui.
~kantor polisi, setelah seseorang lain itu tersadar~
Seseorang itu mengaku sebagai ayah G, dia berkata bahwa telah mengincar keluargaku dari aku pertama pindah di rumah baruku. G dan ayahya adalah seorang kriminal kelas kakap yang selama 5 tahun diincar oleh polisi, mereka bertugas untuk membunuh keluargaku, menghancurkan garis keturunan terakhir pemilik perusahaan tekstil  terbesar di Indonesia, G dan ayahnya disewa oleh lawan bisnis kakekku yang lebih dahulu mereka bunuh. Sungguh kejam segala yang telah mereka lakukan terhadap keluargaku, mereka meninggalkanku sendiri di dunia ini sebagai keturunan terakhir, tidak ada alasan apapun yang bisa membuatku kuat selain melanjutkan hidup demi perjuangan orang-orang yang telah melindungku sampai saat ini,.....
*
Untuk G:

“Aku tak tau dimana kamu berada sekarang G, surga atau neraka. Kamu cermin keburukan sekaligus ketulusan yang pernah aku temui G. Aku tak tau perasaanku ini G, Aku ingin membencimu dengan segala kemampuanku, tapi sisi lain diriku menolaknya. G aku membencimu karena aku tidak bisa membencimu”

No comments:

Post a Comment