TANDA YANG LANGKA Para ilmuwan menggunakan radioaktif 249Bk sebagai materi pembuka, terlihat melalui kaca terlindungi di ruangan, guna menghasilkan elemen 117.
Para ilmuwan melaporkan bahwa mereka telah menciptakan
elemen 117 superberat yang khusus, suatu tolak ukur bagi bahan kimiawi nuklir
yang sekarang ini melengkapi deret ke-tujuh dari tabel periodik.
Temuan ini, yang akan dipublikasikan pada isu
mendatang padaPhysical
Review Letters, membantu
mengklarifikasikan gambaran yang masih buram dari perilaku elemen yang sangat
berat. Hal ini juga mendukung kasus terhadap keberadaan “pulau kestabilan,”
dimana suatu kluster dari elemen superberat yang mempunyai umur paruh yang
sangat panjang memberikan keterangan bagi para ilmuwan mengenai prospek yang
menggoda dalam melakukan penelitian terhadap elemen kimiawi super berat.
Yuri Oganessian, direktur dari Flerov
Laboratory of Nuclear Reactions pada Joint Institute for
Nuclear Research, di Dubna, Rusia, memimpin tim internasional, yang
juga terdiri dari para ilmuwan dari Lawrence Livermore National Laboratory
(LLNL), Oak Ridge National Laboratory, Vanderbilt University, dan University of
Nevada, Las Vegas.
Dengan partikel akselerator di Dubna,
kelompok ini secara berulang – ulang menghancurkan kalsium-48 kedalam target
yang dilapisi dengan radioaktif berkelium-249. Pada kesempatan yang langka,
kedua elemen tersebut terfusi untuk menghasilkan dua isotop dari elemen super
berat yang baru, 293117 dan 294117. Mereka mengidentifikasikan elemen 117 dari
karakteristik kehancuran rantainya. Seperti sepupunya yaitu element 116 dan
118—dimana telah diciptakan sebelumnya—elemen 117 mempunyai isotop dengan umur
paruh yang mana sesuai dengan teori elemen dekat dengan perkiraan pulau
kestabilan, yang mempunyai elemen dengan with 184 neutron.
Elemen 117 cenderung lebih sulit untuk
diciptakan ketimbang elemen 116 dan 118 untuk beberapa alasan tertentu, kata
ketua anggota dan ahli nuklir LLNL yaitu Dawn Shaughnessy. Elemen yang bernomer
aneh ini mempunyai kehancuran rantai yang komplek. Sebagai tambahan, materi
awal 249Bk mempunyai umur paruh hanya satu tahun, yang
membuatnya sulit pada eksperimen koordinasi, katanya.
Walter D. Loveland, seorang profesor kimiawi nuklir pada
Oregon State University, menyebut penciptaan dari entri terbaru tabel periodik
ini sebagai “acara spesial bagi semua ilmu pengetahuan.”
Andreas Türler, kepala laboratorium Laboratory of
Radiochemistry & Environmental Chemistry pada University of Bern, di
Jerman, mengatakan pada C&EN bahwa
“pekerjaan ini merupakan suatu kualitas yang sama sebagaimana eksperimen lain sebelumnya yang menunjukkan elemen berat di Dubna.”
Sebelum elemen 117 dapat dinamai, International Union of
Pure & Applied Chemistry mensyaratkan bahwa penciptaan elemen ini dapat
direplikasikan oleh tim independen.
Shaughnessy mengatakan bahwa dia bahkan tidak
mempertimbangkan kemungkinan pemilihan nama karena proses konfirmasinya
membutuhkan waktu yang lama.
“Anda dapat membuat diri anda berpikiran menjadi gila tentang sesuatu yang tidak akan terjadi selama sepuluh tahun,” katanya, dengan tertawa.
No comments:
Post a Comment